Kemerosotan ekonomi yang terjadi baru-baru ini dan meningkatnya pengangguran telah memaksa banyak orang untuk mencari pekerjaan yang 'out of the box', terutama bagi perempuan. Pekerjaan yang biasanya dilakukan di restoran dan ritel, serta pekerjaan lainnya, telah sangat berkurang dan para pekerja yang terkena dampak mulai memikirkan di mana generasi berikutnya dari pekerjaan yang aman akan berada. Industri kesehatan telah menjadi bidang pekerjaan yang terjamin. Realisasi peningkatan keberagaman dalam industri kesehatan telah membuka pintu baru bagi perempuan, terutama di bidang Paramedis dan EMT.
Jumlah perempuan yang menjadi Teknisi Medis Darurat dan Paramedis semakin meningkat. Menurut statistik Biro Tenaga Kerja, laki-laki merupakan mayoritas pekerja EMS (sekitar 70%) di industri ini. Namun, perempuan dengan cepat mulai dikenal sebagai ahli dalam industri ini. Kecenderungan mereka untuk bekerja keras, memiliki rasa kasih sayang, dan kepedulian terhadap setiap orang tanpa memihak membuat perempuan lebih unggul dalam mencapai kesuksesan. Tentu saja, perempuan merasa pilihan menjadi paramedis/EMT cukup bermanfaat sebagai profesi seumur hidup.
Profesi EMT terdiri dari situasi stres tinggi di bidang yang didominasi laki-laki. Meskipun seksisme tampaknya tumbuh subur dalam situasi serupa, stigma yang melekat pada pelecehan yang terkadang ditujukan kepada petugas polisi perempuan, petugas pemadam kebakaran, dan profesi lainnya tidak begitu lazim di komunitas EMT. Hal ini diduga disebabkan oleh sifat organisasi paramedis yang relatif baru, dan sifat pekerjaan yang 'tanpa tanda jasa', sehingga stereotip tersebut kurang mengakar. Bagaimanapun, perempuan semakin terpanggil pada profesi ini karena daya tarik dan kesesuaiannya dengan pekerjaan tersebut.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, perempuan merasakan panggilan untuk menjadi bagian dari panggilan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah cedera, dan menyembuhkan penyakit. Keinginan untuk bekerja di lingkungan yang serba cepat namun profesional, serta adanya kesempatan untuk membantu orang yang membutuhkan, membuat banyak perempuan merasa pekerjaan sebagai paramedis atau EMT cocok untuk mereka. Selain itu, karier di bidang kesehatan memberikan ketenangan pikiran di tengah pasar kerja yang bergejolak. Dalam beberapa dekade mendatang, diperkirakan akan terjadi perubahan besar mengenai siapa mayoritas pemimpin di industri paramedis/EMT/EMS dan akan segera terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan akan keamanan kerja. Laki-laki tidak lagi menyandang predikat “pemimpin mayoritas” di kalangan pegawai EMS, namun tren ini akan menghasilkan pembagian kerja yang lebih setara.